(copas dr hurufkecil.wordpress.com)
kalimat sederhana entah dari siapapun,
entah di mana, catat atau ingatlah satu
atau dua kata dari kalimat tersebut.
masukkan kata-kata itu
ke dalam sebuah puisi sederhana.
tak perlu memaksa diri menulis puisi
yang, katakanlah, terlalu berbunga-bunga.
di bawah judul, tuliskan nama pasangan anda.
atau jadikanlah namanya sebagai judul puisi
—bisa menambah kata ‘untuk’ atau ‘buat’
di depannya. ingat, panggilan sayangnya saja.
atau sebaiknya saya ceritakan bagaimana
saya menggunakan resep sederhana ini.
saat berbulan madu, kami menonton film,
saya mendengar kalimat diucapkan seorang
dalam satu adegan di tengah-tengah film itu.
sekarang saatnya mengatakan selamat tinggal.
dengan kata-kata sederhana, saya lalu menulis
sebuah puisi pendek di kamar untuk istri saya.
‘selamat tinggal’ judulnya. saya tulis namanya
di bawah kata dari film yang jadi judul puisi itu.
sungguh, sayang, saya beruntung menemukan
seseorang yang kepadanya mulutku sangat
sangat sangat berat buat mengatakan satu
kalimat-dua-kata: selamat tinggal.
puisi itu saya tulis di balik foto pengantin kami.
saya membacanya pertama kali di meja makan,
saat sarapan keesokan harinya. selanjutnya dia
selalu meminta saya membacanya ketika saya
sedang ditimpa kemarahan. juga sebaliknya.
kini, setelah lebih setengah abad sejak puisi itu
lahir, tak lama lagi salah seorang di antara kami
mungkin akan segera dimakamkan. sungguh,
masing-masing kami betul-betul sangat berat
mengucap kalimat selamat tinggal, sangat berat
mengembalikan puisi itu ke kalimat awalnya,
kalimat dari film yang kami sudah lupa judulnya:
sekarang saatnya mengatakan selamat tinggal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar