Aku memasuki kedai kopi ini dengan penuh rasa ingin tahu. Tempat kecil ini telah menjadi bahan perbincangan hangat di kota Palembang, terutama dalam kalangan penikmat kopi dan sepi. Selama ini aku hanya memperhatikan pintu kayu dibingkai dua jendela kaca dari luar di tengah kemacetan simpang Sekip. Aku berharap cukup banyak pada bagian dalam kedai ini, meskipun aku bukan termasuk penggemar kopi.
Hari itu aku pergi bersama teman-temanku, dua lelaki penikmat kafein harian dan seorang gadis yang terpaksa ikut meski ia bahkan tak kuat menghirup aroma kopi. Ketika aku mendorong daun pintu kayu tersebut, bau kafein yang menyengat segera menyeruak masuk menggelitik saraf-saraf olfaktoriku. Ini adalah pengalaman yang menarik, oleh karenanya aku ingin kembali lagi ke tempat ini, menghirup segelas kopi unik atau menikmati cokelat favoritku, bersamamu. Ya, kamu yang saat ini belum hadir dalam kehidupanku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar