Malam ini aku merindu mengadu dalam suasana syahdu.
Mengingat betapa aku bersalah betapa aku sering lupa.
Masih saja aku lalai meski Tuhan berkali mengingatkan.
Mungkin Ia pun telah bosan melihat keimananku yang selalu tak stabil.
Menjadi begitu baik suatu waktu lalu berubah menggila tanpa jeda.
Merasakan ini menjadi rutinitas buatku.
Mampu menyadari harusnya jadi keuntungan yang bisa merubahku.
Maaf yang tak pantas lagi terujar mulai mendesakku.
Memaksaku kembali pada kenyataan bahwa aku Sang Pendosa.
Mengharap Tuhan masih berkenan terima taubat.
Mengampuni aku yang plinplan dan lupa diri.
"milik pemimpi hebat yang mempercayai langit sebagai tempat menggantungkan mimpi-mimpinya"
Rabu, 23 Juli 2014
Refleksi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar