Hari ini saya merasa hidup lagi.
Ya, akhirnya setelah sebulan lebih kesunyian mencengkeram seluruh dinding kamar
dan sukses membuat saya selalu tidur di waktu yang menurut saya ‘terlalu sore’.
Well, for your information, hari ini
Biby bangun dari hibernasinya yang amat sangat lama sekali. Mungkin bukan
sekedar hibernasi, Biby mengalami koma yang membuatnya tertidur sangat lama –hampir
dua bulan. Vonis dokter Sungailiat menyatakan bahwa ada ‘organ dalam’ Biby yang
sudah tidak lagi bekerja dengan baik dan perlu ditrnsplantasi. Tapi demi Tuhan,
biayanya itu, Sobat. Mahal sekali. Alangkah tidak berperikeuangan sekali dokter
ini.
Hingga akhirnya Biby yang sedang
sekarat itu saya bawa ke Palembang. Tega sekali bukan? Sudahlah ini pertanyaan
retoris. Tidak mungkin saya rela membiarkan Biby sendirian dicampakkan di sudut
kamar oleh adik saya yang sekarang sudah terlalu cinta kepada Sammy, yang
memang hasil jerih payahnya. Meskipun,
yah, pada akhirnya di Kota Palembang yang panas dan berkabut-tidak-jelas ini
Biby juga (masih) terpaksa berbaring pasrah di laci terbawah lemari saya,
berselimutkan handuk dan seprai berbau deterjen yang saya pakai dengan sedikit
berlebihan (well, menurut saya ini
untuk kenyamanan dia juga). Sejak saya tiba di Palembang tanggal 25 Agustus
silam, Biby yang terkadang mengintip manja masih berusaha saya acuhkan.
Dan tibalah saya pada satu titik
dimana saya merasa tidak tahan lagi, saya butuh Biby. Tugas dari dosen yang
semakin merajalela membuat saya semakin merindukan tatapan Biby. Hingga
akhirnya, Sabtu, 29 September, saya resmi mempercayakan Biby pada sahabat
terdekat saya, yang notabene adalah penduduk asli Kota Pempek ini. Dia, dengan
gaya (sok) gentleman-nya yang biasa,
membawa Biby ke klinik –yang katanya—dekat dengan rumahnya. Dan voilla, sore ini
menjelang magrib tadi dia datang dengan Beat merah kebanggaannya membawa
plastic oranye berlogokan salah satu distro yang ada di kota ini yang tentu saja
berisikan Biby tersayang. Yup, Biby is come back, Sodara-sodara.
Saya sayang Biby. Dia sudah menemani
cerita hidup saya sejak saya masih jadi ABG labil yang 4L4Y. sejak saya masih
sibuk dengan cinta-cinta monyet yang untungnya tidak berhasil merubah saya jadi
monyet sungguhan. Biby adalah cinta saya, kepingan hidup saya.
Sudahlah, mari kita akhiri saja melodrama yang sesungguhnya amat sangat
tidak penting sekali ini. Intinya, hari-ini-ku-gembira-melayang-di-udara karena
Biby-ku tersayang sudah kembali lagi ke pangkuan!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar