Orang-orang yang
mengaku bersih itu sebenarnya busuk, hatinya kelam penuh jelaga. Mereka selalu
punya dua wajah. Begitulah yang Namira yakini sampai detik ini. Ia tak pernah
bisa mempercayai siapa pun, bahkan orang terdekatnya. Keluarganyalah yang
membuatnya benar-benar yakin bahwa di dunia ini tidak ada yang pasti. Semua
semu, semua abu-abu.
Tahun ini ia memulai
cerita baru perjalanan hidupnya sebagai mahasiswa. Betapa agungnya sebutan itu,
MAHASISWA. Seakan hendak menunjukkan kuasanya terhadap Indonesia, terhadap
dunia. Mahasiswa adalah mereka yang berpendidikan, yang terlatih, yang mengubah
peradaban. Hebat. Setelah itu mereka menjadi petinggi di zaman baru untuk
kemudian dilengserkan lagi oleh pemuda di masa itu yang muak dengan perilaku
tetua mereka. Begitulah siklus yang terus berulang di negeri ini. Pemuda yang
berdarah panas dan berkepala dingin berubah menjadi dewasa yang ternoda oleh
nafsu dan keserakahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar