“Sudahlah, bubarkan saja klub ini!”
“Tenang Ketua, bukan sekali kita
mengalami hal seperti ini. Anggap saja ini tradisi tahunan, senior juga pernah
bilang kan?”
Aku terhenyak. Semua sendiku
terasa lemas. Pikiranku melayang ke ruang rapat tahun lalu, dengan percaya diri
aku mencoba meyakinkan teman-teman seangkatan dan para senior untuk memilihku. Kubilang
ini harapanku, mari jadikan ini harapan kita bersama juga. Bukankah klub ini
juga punya tujuan yang sama? Sekarang entah kenapa aku merasa putus asa hanya
karena masalah dana. Aku yang selalu optimis mendadak pesimis, harapan memang
membuat semua orang menyala lagi.
Feli benar, aku terlalu terfokus
dengan ekspektasi hingga nyaris terobsesi. Harapanku tak murni lagi karena aku
sekarang merasa sendiri.
Kuedarkan pandangan ke sekeliling
ruangan rapat. Para junior tampak tertunduk ketakutan. Apakah aku tadi begitu
menyeramkan? Ah, iblis memang telah merasukiku.
“Ketua, maafkan ketidaksopananku
tadi. Padahal aku tahu jelas kalau Ketua pasti memiliki alasan untuk berkata
seperti itu, tapi aku malah menyamakannya dengan tahun lalu.”
“Oh, tidak. Kau tidak salah, aku
yang salah. Maafkan aku yang putus asa ini.”
“Ketua jangan putus asa, kami
akan berusaha lebih keras lagi besok. Klub Kerajinan Tangan tidak boleh
ditutup, aku hanya merasa bahagia disini. Membuat hasta karya bersama
teman-teman dan senior sangat menyenangkan.” Ah, bahkan Si Kecil Lusi yang
biasanya hanya diam pun berani bicara. Ketua macam apa aku ini?
“Ketua, dengan 35 orang anggota
kita pasti bisa. Kami berjanji tidak akan lalai lagi. Maafkan kami , Ketua,” gadis
berambut pendek itu tampak memelas. Ia memegangi tangan teman di sebelahnya.
Aku lupa bahwa klub ini berdiri
karena ada banyak kaki yang menopang. Aku terlalu sombong karena memikirkan
diriku sendiri. Alexa yang bandel pun menyadari keberadaan 34 orang lainnya,
aku memang telah dibutakan oleh rasa arogan sejak kepanitiaan Pameran Budaya
ini dimulai.
“Maaf, aku sudah khilaf. Ayo bekerja!
Tanpa biaya pun kita bisa berkarya. Harta karun klub ini adalah kita!”
diikutsertakan dalam #FF2in1 edisi 27 November 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar