"milik pemimpi hebat yang mempercayai langit sebagai tempat menggantungkan mimpi-mimpinya"
Selasa, 29 April 2014
KEPEMIMPINAN ISLAM DAN INDONESIA
Kamis, 24 April 2014
Overview Pormafka Unsri 2014
Minggu, 20 April 2014
Cobaan Untuk Indonesia
Untuk kesekian kalinya dalam sejarah Indonesia, bencana alam kembali mengguncang negeri ini. Di puncak musim penghujan, DKI Jakarta, Bekasi, Tangerang, Karawang, Subang, Pati, Blitar dan beberapa kota lain di Indonesia dikepung banjir. Hal ini menyebabkan kegiatan masyarakat terhambat oleh air yang menggenangi jalanan dan rumah-rumah mereka. Bahkan ibukota negara kita tercinta, yang notabene sudah menjadi langganan banjir pun merasa bahwa banjir tahun ini jauh lebih deras, lebih tinggi, dan lebih menyebar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Di sisi lain, ujung atas Sulawesi dilanda banjir bandang yang dilaporkan telah menelan 19 jiwa dan 2.091 orang mengungsi (22/01). Tidak ada yang mampu memprediksi, ketika Allah berkata jadi, maka jadilah, "Kun, fayakuun".
Selain air, lempeng tektonik Indonesia juga terguncang. Di Karo, Sumatera Utara, Gunung Sinabung yang sebelumnya berstatus Gunung Kategori B atau tidak aktif, secara mendadak pada 27 Agustus 2010 bergolak dengan aktivitas magma yang signifikan dibawah lapisan bumi dan menjadikan Sinabung Gunung Kategori A (aktif). Kemudian dinyatakan berada dalam kondisi waspada oleh Pusat Vulkanologi dan Mitifasi Bencana Geologi (PVMBG), yang membuat masyarakat terpaksa harus meninggalkan tempat tinggal dan ladang mereka sejak September 2013.
Belum ada tanda berakhirnya erupsi Sinabung, 24 November 2013 hingga memasuki tahun baru merupakan masa-masa puncak erupsi, gunung ini dinyatakan berada pada level tertinggi. Peningkatan dan penurunan aktivitas gunung membuat hasil prediksi yang fluktuatif, sehingga tak ada yang bisa meramalkan kapan berakhirnya erupsi ini sementara Sinabung terus mngeluarkan awan panas dan abu vulkanik dari kawahnya. Bahkan beberapa hari lalu (07/02) untuk kesekian kalinya, gunung ini kembali mengeluarkan awan panas yang menyapu kaki gunung.
Indonesia terus menerus diguncang bencana. Apa maksud Allah dengan semua ini? Bagaimana kita hraus menyikapinya? Apakah benar pernyataan Ebiet G. Ade dalam "Berita Kepada Kawan", bahwa mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita, atau bahwa alam mulai bosan bersahabat kepada kita? Lalu perlukah kita bertanya pada rumput yang bergoyang atau mulai mengetuk hati masing-masing yang mungkin telah jarang disapa. Menanyakan apa makna eksistensi kita di bumi-Nya yang telah Ia hamparkan dengan segala nikmat yang bisa kita akses sesukanya.
Mungkinkah kita manusia terlalu sombong untuk sekadar berterimakasih, bersyukur atas jutaan nikmat yang telah dikaruniakan Allah kepada kita selama kita menumpang di dunia yang fana ini. Dunia yang hanya dijejak sebentar, tempat bermain dan bersenda gurau semata. Hendaknya kita syukuri segala macam musibah yang terus menyapa, sebagai wujud kesadaran diri. Musibah dihadirkan Allah sebagai pengingat bagi yang lupa, untuk menghapus dosa-dosa, agar kita merasakan yang orang lain rasakan. Semoga kita semua dapat menjadi hamba-Nya yang bersyukur agar kehidupan kita yang sementara ini dapat bermanfaat di akhirat-Nya yang kekal. Aamiin.
Telah terpublikasi di Buletin Galaxy BPPM Ibnu Sina FK Unsri Edisi Februari.
Night Traveler
13/01/2014
Jadi night traveler itu menyenangkan, sekaligus menegangkan. Apalagi kalo kamu perempuan dan perginya sendirian. Orang tua kamu pasti nelpon tiap setengah jam atau mungkin tiap limabelas menit sekali terutama kamu tipe bocah ‘pelor’ yang nempel bentar aja molor. Wkwkwk. Cuma buat mastiin kamu ga tidur, supaya ga dicopet atau di’grepe-grepe’ orang ga dikenal. Karena saat itu kamu bisa aja duduk sama siapa aja yang ga kamu duga sebelumnya. Perempuan atau laki-laki, muda atau tua, atau bisa jadi kamu malah ketemu temen sekelas yang kebetulan naik kendaraan umum dengan tujuan yang sama pula denganmu. Kemudian kamu akan dipaksa memilih: ngobrol dan dapat temen baru yang bisa jadi pelindung di perjalanan atau diam aja dan mati kutu sepanjang perjalanan. Di sisi lain bisa aja malah orang di sebelahmu yang ngajak berinteraksi duluan. Lalu kamu harus membuat pilihan lagi: menyambut dan mengembangkan percakapan seolah-olah kalian teman lama yang baru ketemu lagi atau pura-pura ga denger karena pake handfree sambil tetep pura-pura konsen baca buku. Hasil perjalananmu malam itu tergantung apa pilihanmu. Percaya atau tidak pada orang disebelahmu. Keputusan ada di tanganmu :)
Rabu, 09 April 2014
Sekilas Tentang Inferiority Complex a.k.a Minder
Ini adalah penyakit yang sudah saya derita sejak lama. Sejak sekolah menengah pertama, setelah superioritas saya terbanting oleh teman-teman dari sekolah lain yang kemampuannya jauh diatas saya. Saya mungkin tipe orang yang mudah menyerah, mudah terpatahkan semangatnya.
Situasi hari ini menyadarkan saya kembali bahwa hidup ini adalah roda yang selalu berputar. Ada kalanya saya berada di atas, dan kali ini saatnya saya di bawah. Di saat seperti ini saya merasa sangat tidak berguna. Sepertinya akan lebih baik kalau saya tidak berada di sini, di tengah lingkaran mereka. Saya merasa tidak mampu bertahan ketika saya mulai merasa tertekan oleh keadaan. Ah, saya mulai menjelek-jelekkan diri saya sendiri.
Lelah rasanya menjadi pesimis. Saya yang terlalu sering membusungkan dada, menatap masa depan dengan penuh perhitungan saat ini tenggelam digantikan oleh kepribadian lain yang seharusnya tidak pernah saya munculkan lagi ke muka umum. Memang saya bukanlah seorang yang atletis, sebagian besar kemampuan saya didominasi sebelah kiri, mungkin hanya sepersekian otak kanan saya yang sering saya fungsikan sejak saya bisa menggunakannya. Tapi tahun lalu saya telah berani mengambil keputusan, menerima tantangan yang diajukan teman-teman. Saya suka mencoba, tapi tidak cukup berani sebenarnya.
Tahun ini kami berlaga kembali, setelah tahun lalu tak sekalipun turun ke lapangan karena sesuatu dan lain hal yang sampai detik ini masih membekas sisa gondoknya. Sekali ini saya berusaha menghilangkan pesimisme yang telah menyelimuti benam saya. Sayangnya, saya malah menjadi terlalu optimis, dengan percaya dirinya saya meminta pertandingan pada juara tahun lalu ketika seharusnya kami menang Win Out karena tim mereka tidak lengkap. Saya merasa ingin berusaha, minimal sedikit berjuang. Watashi no puraido wa takai sugi, kamo. Saya lebih senang kalah dengan usaha daripada menang begitu saja, karena saya percaya kami bisa.
Tapi toh tak apa, karena sekarang aku sadar bahwa kemenangan waktu itulah yang membawa kami ke semifinal. Melangkah terus membawa kepercayaan yang dititipkan oleh Jawara agar kami dapat menorehkan nama kami di podium juara. Membuatku yakin untuk berlatih semampuku untuk menjadi pantas bersama mereka. Aku akan berusaha agar dapat dengan bangga menyandang titel juara dengan berjuang bersama teman-temanku.
Berkahilah langkah kami ya Allah, mudahkan jalan kami dalam semifinal esok hari. Kami telah berusaha sekuat tenaga dan kini kami serahkan keputusan terbesar kepadaMu. Semoga kami memperoleh yang terbaik.
Aamiin.
Air Mata untuk Dewangga Muda
10/4/14
Ya Allah... Ini pertama kalinya aku merasa bersalah pada adikku. Aku yang sering mengabaikannya, adik laki-laki yang selalu kusayangi sejak lahirnya 14 tahun lalu. Aku jarang memperhatikan dunianya, memperdulikan lingkarannya, memahami inginnya.
Aku menyayanginya Ya Allah. Ketika Engkau hadirkan ia dalam mimpiku malam ini, aku tersadar seberapa besar sayangku padanya. Rasanya sungguh tak mampu nengacuhkan, tak bisa berpura-pura lupa apa isi mimpi yang Kau berikan, tak dapat melanjutkan tidurku dengan tenang sebelum larut dalam sujud dan derai bulir membasahi pipiku. Aku tak pernah tau apa yang Engkau rencanakan untuk hambaMu, tapi aku percaya bahwa semuanya telah Engkau atur untuk kebaikan dan itulah yang terbaik yang Engkau siapkan untuk kami.
Ya Allah aku menyayanginya. Aku tak ingin ia terluka karena ia merasa kakaknya yang bodoh ini meremehkannya, meski sebenarnya aku tak bermaksud. Harusnya aku tidak pernah berkata begitu padanya. Melafalkan frasa-frasa yang menyakiti hatinya hingga anak lelaki yang tinggi kebanggaannya pun menitikkan air mata, sampai ia bahkan tak mau mengantarku ke bandara.
Aku menyayanginya ya Allah. sehingga ketika Engkau menghadirkan ia dalam mimpiku aku tersentak. Betapa perlakuanku melukainya. Betapa tak perdulinya aku pada perasaannya. Betapa tak bergunanya aku sebagai seorang kakak untuknya.
Ya Allah, aku menyayanginya. Menyayangi satu Dewangga yang sekarang diambang dewasa dan kekanakan. Kumohon, jadikanlah adikku hambaMu yng taat, lelaki yang baik, anak yang berbakti kepada orang tua dan mencintai saudara-saudaranya, serta murid yang rajin belajar dan dapat meraih hal yang diingkankannya. Cintailah ia sebesar cinta orang tuaku kepadanya, kasihilah ia sebagaimana Engkau mengasihi aku ketika kecil ya Allah.
Terimakasih Ya Allah, ampunilah dosaku dan kabulkanlah doaku di sepertiga malam beriring rintik hujan ini.
Aamiin.