Minggu, 31 Januari 2016

Kuroi Samurai

Hi?
Please take a look at my handsome Samurai-kun ♡

At first, I just introduce some kind of manga to him. But now, can't ypu see that he is growing far more faster than how I thought. His love for Japanese pop culture is way beyond me now. He even barely reach the world of cosplaying. I'm glad, though. Cause finally he has found his interest and I know that it was for a better 'him'.

Love his outfit so much! 😍

Rabu, 27 Januari 2016

Mencari dan Menemukan

Kita mencari untuk saling menemukan. Sayangnya mode pemain acak tak semudah itu kita kalahkan. Setiap hari bergulat melawan keberuntungan untuk menemukan kamu di antara ribuan orang lain yang juga berebutan ingin ditemukan. Mungkin cara kita sejak awal salah. Seharusnya kita berbagi identitas, menyatakan dengan jujur segala yang perlu diketahui dan menyembunyikan dengan manis hal-hal yang tak perlu. Tapi kita terlalu dungu untuk sekadar menyadari hal itu.

Di dalam tumpukan jerami akan lebih mudah menemukan jarum daripada sehelai jerami belang-belang. Kita terlalu sama. Kamu akan tenggelam dalam ramainya kawananku hingga aku tak akan bisa menemukanmu. Dan kamu akan terlalu sibuk mencariku, menyapa setiap jerami yang kau sentuh hingga lupa bagaimana bentukku.

Kamu. Cari. Aku.
Aku. Cari. Kamu.
Mungkin akan tiba waktu. Saat kita saling menemukan. Saat jalan kita bersimpangan. Saat akhirnya takdir lelah dan mengalah.

Jumat, 22 Januari 2016

Hello, Long Time No See!

Hey, pals.
Sorry i must have neglecting you this whole time. I just get so caught up in moments and have a real bad habit that made me so lazy to even write some words, don't mention paragraphs. Now is my comeback period, 2016 must be my wonderful year to write history! Just like my beloved Winner oppa 😍 *ignoremyfangirlingtime*

Haha. Sebenarnya aku juga sudah sangat rindu menulis. Berkali-kali aku nyoba. Sayangnya, mungkin karena lobus prefrontal cortex-ku mulai tumpul, kata-kata itu nggak keluar. Sedih banget. Makanya sekarang aku berusaha menajamkan kembali bagian itu. Melihat kembali kosakata yang aku punya dalam brankas diksi. Yang semoga saja masih rapi. Aamiin.

Sudah lewat hitungan hari dari genapnya 21 tahun usiaku. Aku sudah tua, waktu hidupku terus berkurang. Tanya resolusi? Banyak. Yang pertama dan utama tentu saja lulus sarjana, meskipun langsung lanjut langkah berikutnya. Syukurlah aku sudah sidang akhir. *menghelanapas*

Usia 21 harusnya membuatku makin baik, makin sabar, makin tabah, makin konsisten. Iya, makin konsisten. Satu kata yang menghantuiku selama ini. Konsistensiku terhadap suatu hal sangat minim, bahkan kepribadianku pun tak konsisten. Ambivert. 3 tahun lalu aku masih seorang ISFJ, tadi pagi aku dinyatakan berubah menjadi ENFP. Yah mungkin karena dulu dan sekarang jaraknya hanya condong 5% antara introvert dan ekstrovert, makanya dia mudah bergeser. Satu yang tidak berubah hanya konsistensiku menggunakan perasaan. Ah, dasar perasa yang tidak peka. Maafkan aku.

Oh ya, setelah sekian lama tak jumpa aku ingin memberikan sesuatu pada relung ini. Bilik tempatku bersembunyi dari kenyataan, yang menunjukkan diriku yang (mungkin) sebenarnya. Postingan berikutnya adalah tulisan yang kubuat dalam beberapa waktu terakhir. Karena FYI, ponsel pintarku yang sebelumnya rusak total sampai ga bisa dipake lagi. Jadi yang sekarang baru menyimpan sedikit sekali cerita.

Semoga aku lebih konsisten dan produktif lagi. Aamiin.

Sabtu, 27 Juni 2015

Sholat

Hari ini aku pergi ke masjid bersamanya, setelah makan siang telambat yang tidak direncanakan. Ini pengalaman pertama kami. Aku berwudhu dan sholat Ashar mengenakan mukenah masjid. Rokaat demi rokaat kutunaikan kewajiban. Setelah salam, aku mendongak, menoleh kebelakang lalu tersenyum.

Kalung salibmu bergelantungan saat kau menunduk melihat ponselmu di atas motor.

(Fiksi pendek 50 kata, saat teringat kamu)

Kamis, 04 Juni 2015

Tanpa Judul (2)

Senyum itu masih di sana.
Aku lagi-lagi menghindari tatap matamu yang setajam elang.
Aku tak pernah mampu menerka isi kepalamu, apalagi hatimu. Kamu yang menyimpan semuanya untuk dirimu entah mengapa macam mencoba membagi.
Mungkin aku terlalu merasa, aku terlalu berharap. Pribadimu memang tak sama dengan orang biasanya. Kamu unik. Mungkin karena itu pula aku tertarik. Meski tutur bahasamu tak cantik, namun getar pita suaramu sanggup membuatku tergelitik.

Madang, 2 Mei 2015
(Ketika di luar hujan lebat)

Katanya Cinta

Siapa yang bilang cinta Indonesia?
Ketika isi memori komputernya film asing semua
Siapa yang bilang cinta Indonesia?
Ketika ditanya siapa Wakil Presidennya Habibie mangap semua
Siapa yang bilang cinta Indonesia?
Ketika diminta berbakti di pedalaman ngumpet semua
Siapa yang bilang cinta Indonesia?
Ketika ditanya ada di kelpulauan manakah Halmahera malah melongo saja
Siapa yang bilang cinta Indonesia?
Ketika setiap hari mencaci pemerintahan tapi diminta aksi tak pernah ada
Aksi bukan hanya lewat panas-panasan bakar ban di jalan
Aksi juga bisa lewat menulis kritis di media yang diisi artis-artis
Kalau kau cinta Indonesia berbaktilah
Tunjukkan pada dunia
Kalau kau membantu Indonesia melompat maju dari 70 tahun perkembangannya
Kadang dunia mencemooh kita
Kadang tetangga mencibir
Tapi tak kurang juga yang memuja penuh bunga
Mengelu-elukan sejarah bangsa kita
Sementara kita sendiri buta dan lupa
Sementara kita semua terus berpura-pura
Indonesiaku yang malang
Maafkan kami pemudamu yang lemah ditipu zaman
Ampuni kami yang tak berkepribadian
Selama bumi masih berputar dan matahari masih berpijar
Selama pena masih bertinta, selama darah masih terpompa
Masih ada pemuda yang peduli negaranya
Masih bertebaran tulisan dan gerakan di seluruh sudut Nusantara
Tinggal bagaimana kita menyatukan pergerakan
Bagai Budi Utomo yang menggabungkan kekuatan seluruh pemuda
Kita butuh satu nahkoda
Akukah?
Kamukah?


10 Mei 2015
Intan Chairrany

(dipicu puisi Rendra dan lakon Sudjiwo Tedjo)