Jumat, 28 Februari 2014

Resolusi Maret

Selamat malam dunia!

Lama tak jumpa. Sekian juta detik aku membenamkan diri dalam kubangan malas dan putus asa. Aku benci diriku yang tidak pernah mampu konsisten dengan apa yang telah aku janjikan pada diriku sendiri. Puluhan atau bahkan mungkn ratusan janji telah aku gaungkan, tapi yang telah aku penuhi mungkin belum genap dihitung dengan jemari tanganku

Benar apa yang Ibu Kartini katakan, “Habis gelap terbitlah terang.” Sekejap tadi aku baru mendapatkan dengan jelas makna dari kalimat tersebut. Malam ini kamar kos berukuran 3x5 meter yang telah kutinggali selama 18 bulan ini mengalami pemadaman mendadak, jarang sekali ini terjadi. Dan sebelumnya mataku sudah hampir terpejam setelah lelah menonton Detective Conan di laptopku. Entah kenapa malam ini aku tiba-tiba ingin bermain kembali dengan permainan yang hampir tiga hari tidak pernah kumainkan lagi karena aku stack di satu level dan hampir menyerah. Aku berhasil menyelesaikan level itu, bahkan bisa melangkah 2 level kedepan. Kekuatan tekad memang luar biasa, alangkah lebih baiknya jika itu kugunakan dalam kehidupan perkuliahanku yang sampai semester kemarin masih saja mau dihiasi satu huruf C. Pasti akan membuat orang tuaku bangga

Lalu kenapa tiba-tiba seorang Intan Chairrany yang putus asa ini mengetik di sepertiga malam? Karena ia sudah dicambuk lagi. Motivasi datang dari seorang saudara yang kukagumi. Ia berhasil mencapai satu tujuan hidupnya: pergi keluar negeri. Tentunya setelah perjuangan penuh keringat, airmata dan mungkin darah. Aku terpecut. Kehidupanku di kota palembang ini hampir sia-sia. Aku sama sekali belum merasa cukup banyak memberikan yang terbaik untuk orang tuaku, selain menghabiskan uang mereka untuk nafsu makanku yang kadangkala berlebihan.
Sebagai informasi, aku punya prinsip hidup yang cukup aneh, “Aku tidak bisa hidup sendirian, aku butuh orang lain karena itu aku akan membentangkan sayap meraih pertemanan yang cukup untuk menopang diriku.” Prinsip yang kupercayai sejak SMA itu ternyata klise. Selama ini aku hanya menjalin pertemanan kosong tanpa aku tahu apa gunanya hubungan itu. Belum lagi kudapatkan sahabat seperti mereka yang menemani kehidupan Intan Chairrany yang kaku ketika SMP.

Jadi sekarang aku bertekad memperbaiki diri. Membenahi semua yang belum pada tempatnya, menambah yang belum ada di tempatnya. Kepribadian, spiritual, akademik, semuanya harus aku perbaiki supaya bisa menjadi Intan yang lebih baik. Aku tidak mencoba untuk berubah secara total, hanya sedikit demi sedikit menutupi borok yang kuukir sendiri di tubuh fana ini.

Bismillaahirrohmaanirrohiim, di awal bulan Maret 2014 mendekati akhir Rabiul Akhir 1435 H Intan Chairrany berikrar akan memperbaiki dirinya. Semoga jalanku dipermudah dan diridhoi-Nya. Aamiin :)