Jumat, 07 Maret 2014

Refleksi Jum'at

Hari ini aku kembali berkutat dengan kebiasaan lamaku. Ga bisa fokus ketika kuliah, ngantuk, mulai ambil hape, lalu buka blog orang yang menurutku keren. Sebenernya aku udah kangen sama tulisan S-senpai, tapi entah kenapa beberapa minggu belakangan website beliau ga bisa diakses. Mau baca tulisan di blog lama pun ga bisa karena entah kenapa juga wordpress rada susah dibuka, baik lewat smartphone maupun laptop. bikin makin pengen kaaaann.

Akhirnya aku malah mantengin blog temen asramaku, sebut saja Icha, mahasiswi HI Undip yang sekarang baru memulai masa spring-exchange satu semesternya ke Chuncheon, Korea Selatan. Udah banyak keluarga keduaku yang menjejakkan kakinya di tempat dengan bendera dan kebudayaan berbeda. Tentunya aku ingin mencoba juga, tapi mau yang gratis juga kayak mereka. Haha.

Lalu ceritanya tadi pagi ada kakak kelas dari FKIA yang memberikan pengumuman pendaftaran Inter-Medical School Physiological Quiz yang diadakan oleh University of Malaya. Uhuk. Pengen deh. Cuma aku masih mikir berkali-kali untuk memutuskan pendaftaran. Lah, kenapa, Tan? Katanya pengen.
1. Aku ga punya cukup tabungan. Emang sih pendaftarannya cuma USD 30 per participant, tapi kan bukan cuma itu yang dibutuhin. Masih ada biaya PP Palembang-Kuala Lumpur untuk bulan Agustus.
2. Ilmu fisiologiku cetek sekali temaaan. FYI, aku hampir tidak lulus blok fisiologi semester 2 lalu. Berani-beraninya mahasiswa yang nilai fisiologinya C bertolak ke Malaysia untuk berkompetisi dengan 83 tim dari seluruh penjuru dunia. Aku belum siap memberatkan orang yang akan jadi rekan setimku.
3. Bahasa Inggrisku masih belum layak dibawa ke negeri orang, Pemirsa. Aku yang sejak bisa bicara belum pernah sama sekali mengikuti English course merasa sangat minder dengan kemampuan bahasaku. Yah, memang di atas kertas aku sudah pernah melampaui target TOEFL minimal di kampusku, cuma ya untuk conversation aku sangat tidak pede. Mau bagaimana lagi, aku sangat jarang mendengar dan menggunakan bahasa ini, apalagi sejak aku kuliah. Jadi sangat kecil kemungkinan aku memantapkan niatku.

Nah, alasan lainnya yang membuatku memantapkan tekad untuk memperdalam ilmu kedokteran yang sampai saat ini masih sangat minim yang kumengerti. Dan setelah mengobrol bersama Rizki, teman asrama yang sekarang sedang kuliah di FK UNS aku makin malu dengan kondisiku saat ini. Karena disaat aku berkeliaran membawa flasdisk ke kosan temanku untuk meminta film Hollywood, drama Korea, atau anime Jepang, dia malah meminta data skenario tutorial dari kampus kami untuk mengulang kembali materi dari blok yang telah diselesaikan saat semester 3. Sedangkan aku disini bahkan sudah lupa blok apa saja yang telah aku pelajari semester lalu.

Ini benar-benar pecutan semangat untuk diriku yang pemalas. Ketika mahasiswafk lain belajar dengan tekun agar dapat menjadi dokter yang baik dan profesional, aku malah menghabiskan waktuku cuma-cuma untuk menonton film atau bermain game yang tidak berkaitan dengan bidang yang sedang aku jalani saat ini. Wajar saja kalau KHS-ku selalu ternoda bekas karbon.

Situasi-situasi di ataslah yang membuat jemariku menari-nari menulis semua ini. Itu semua adalah tiga hal besar yang harus aku perbaiki agar dapat memenuhi salah satu cita-citaku: mendapatkan gelar S2 atau Spesialis dari John Hopkins University.

Tulisan ini dibuat setelah membuka lemari buku.

Minggu, 02 Maret 2014

Pagi Pertama Blok Respirologi

Geblek ya, aku selalu merasa kekurangan motivasi, kurang injeksi semangat. Yaah, aku mungkin terlalu bergantung sama dunia luar dan tampaknya ga pernah memunculkan semangat itu dari dalam diriku.

Kenapa? Ya karena beginii, semalem aku udah heboh-heboh sendiri di kosan supaya pagi ini semangat kuliah hari pertama di blok Respirologi. Hasilnya tetep begini: aku malah goyang-goyangin kursi sambil ngetik postingan ini sementara dokter di depan dengan semangat menjelaskan definisi pneumonia kata per kata.

Padahal ya, dokter ini menarik sebenernya. Beliau mencoba membuat kami menerima materi kuliah beliau dengan menggunakan analogi-analogi umum dan mengenalkan penyakit ini dengan bahasa awam yang seharusnya mudah dimengerti oleh mahasiswi semacam aku ini. Cuma dasar akunya aja yang rada begini. Bosenan.
Huft. Huaah. Aargh.
Intan semangaaat. abis ini masih ada dua kuliah lagii!

Semangat! Hamasah! Fight! Ganbatte! Hwaiting!