Rabu, 25 Juli 2012

sesal selalu diakhir

Ya Allah....
Maafkan saya yang terlalu menurutkan ego saya, melupakan perasaan mereka..
Ya Allah....
Ampunilah saya yang telalu berprasangka pada hambaMu yang lain..
Ya Allah....
Biarkanlah saya menjalin hubungan yang baik kembali dengannya..
Ya Allah....
Engkaulah Yang Maha Mengerti hati hambaMu..
Ya Allah....
Ampuni hamba......

malam kejam (ini egoku)

aku dan egoku
memaksanya merubah rasa
bukan, bukan dia yang itu
ini dia yang lain lagi
yang menyukai diaku
meski tau dia bersamaku

aku tau ini egoku
aku berlebihan mungkin
aku menyakitinya lagi malam ini
dan terus mendikte diri
bahwa dia yang menyakitiku

ini egoku
selalu nyinyir mendengar katanya
aku jahat
dan selalu memaksa berpikir dia jahat
dia jahat

dia dan diaku
membawaku dalam prasangka
menusukku
tak mau terulang
tolong
lupakan diaku

Adek dan Chelsea

Aku : Dek, sejak kapan kamu suka bola?
Adek : Gak juga tuh, kenapa?
Aku : Kok mau-maunya beli batik bola?
Adek : Oh, ini. Lagi suka aja ama Chelsea.
Aku : Ha? Kok bisa sih? Katanya gak suka bola?
Adek : Ini gara-gara kemaren Mama ngebeliin sendal Chelsea, jadi pengen aja. Lagian motifnya bagus.
Aku : Ooooh -____-

Senin, 23 Juli 2012

rindu

aku rindu senyumnya
aku rindu sapaannya
aku rindu suaranya
aku rindu tatapannya
aku rindu perhatiannya
aku rindu mata besarnya
aku rindu dia

kaset yang harusnya kubuang

Entah kenapa tiba-tiba aku teringat pada masa-masa itu. ketika aku bertemu lagi dengannya setelah sekian lama terpisah ruang dan waktu. Aku tau, mungkin tak ada yang istimewa baginya tentang pertemuan ini, sejujurnya aku pun begitu, tadinya. Aku sama sekali tidak menanggapi keinginannya untuk menemaniku dengan antusiasme berlebih, hanya rasa senang sesaat, tadinya. Tapi sungguh, lama-lama kurasa pertemuan itu begitu membekas, begitu seringnya memori itu terputar dalam benakku. Aku sadar, sepenuhnya sadar bahwa aku menyayanginya dengan tulus (kurasa). Dan hingga saat ini (baca : detik ini) aku masih sering mencari tau tentang dirinya (lagi), tersenyum melihat foto-foto penuh senyumnya. Tuhan, dia membuatku meleleh. Dia mungkin tak pernah tau apa yang selama ini kulakukan ketika dia menghilang, menutup semua jenis komunikasi yang (mungkin) bisa kami lakukan. Aku tau, aku punya dia yang lain dan dia pun punya, tapi aku tetap ingin dia tau bahwa dia adalah yang pertama kusuka dan tetap dia yang pertama terbayang dipikiranku ketika aku mengenang rasa sayang. Sungguh, aku masih sangat merasa bersalah pada diaku yang sekarang. Aku dengan semena-mena menodai rasa sayangnya padaku hanya demi orang yang (mungkin) sesungguhnya bahkan tak suka melihatku lagi. Aku memang terlalu sering menyakiti mereka, tapi tidakkah mereka tau betapa tersakitinya aku ketika menjalani kisah seperti ini? Ah, ini seperti dongeng. Maafkan aku yang terlalu sering mengeluh tanpa bisa melakukan apa pun untuk merubah keadaan. Aku toh tetap harus berjuang menyayangi diaku dan (terus) memperhatikan dan menonton hubungannya dengan dianya. Aku selalu tau bahwa cinta memang tak harus memiliki, bahwa kasih yang tulus adalah membiarkannya bahagia, dengan atau tanpa aku bersamanya....
Oh, betapa aku harus segera membuang kaset ini. Kaset memori indahku bersama dia. Tapi sungguh, ketika kugerakkan tangan berusaha membuangnya, hati ini tak rela. Baiklah, biarkan saja aku menyimpannya, dalam lipatan cerebrum yang terdalam. Agar sulit bagiku mencarinya, dan kecil kemungkinanku membukanya lagi....

sajak rindu

merindunya
sungguh merindu
rinduku pada dia yang lupa
menguak masa lalu
masa saling mendamba
bukannya mencinta
aku dia tetap berbeda
aku dia tak bisa bersama
aku dia dan dia lainnya

Sabtu, 21 Juli 2012

sajak rasa

ketika rasa yang tak boleh itu muncul, sesak
ketika kulirik sebelah sana, gemetar
dan rasa itu, rasa yang berbeda
aku bertemu dia, bertemu dia, beda
berbeda tapi sungguhnya itu sama
sama sekali berbeda
tak tahu dimana salahnya
dimana celahnya
aku ragu, aku gusar, aku risau
dia dan dianya lagi lagi lagi
aku dilema tapi kutahu apa yang kurasa
sungguh sekarang aku pasrah

When You Believe (Mariah Carey ft. Whitney Houston)


Many nights we prayed, with no proof anyone could hear
In our hearts a hopeful song, we barely understood
Now we are not afraid, although we know there’s much to fear
We were moving mountains long, before we knew we could
There can be miracles, when you believe
Though hope is frail, It’s hard to kill
Who knows what miracles, you can achieve
When you believe, somehow you will
You will when you believe
In this time of fear, when prayer so often proves in vain
Hope seems like the summer birds, too swiftly flown away
Yet now I’m standing here,
my heart so full I can’t explain
Seeking faith and speaking words, I’d never thought I’d say
They don’t always happen when you ask
And it’s easy to give into your fear
But when you’re blinded by your pain
Can’t see you way clear through the rain
A small but still resilient voice
Says help is very near
There can be miracles (miracles)
When you believe (When you believe)
Though hope is frail
It’s hard to kill
Who knows what miracles
You can achieve (You can achieve)
When you believe
Somehow you will
Somehow you will
You will when you believe
You will when you, you will when you believe
Just believe, just believe
You will when you believe

can't you see it guys, when you believe everything will be happen anytime. just when you believe

UNSRI I'm coming!!!

Bismillahirrahmaanirrahiim :)
Alhamdulillah wa syukurillah...
Maaf baru ngasih kabar, saya INTAN CHAIRRANY telah berhasil lolos ke PENDIDIKAN DOKTER, UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Tau gak siih? SAYA SPEECHLESS!!
Saya memang sangat, sangat berharap, dan Allah mendengar.
Subhanallah, tiada daya upaya yang dapat kuperbuat melainkan berkat kuasaMu Ya Rabb..
Sekarang saya baru pulang dari Bumi Sriwijaya setelah melakukan pemeriksaan dan registrasi ulang.
Tapi sekarang saya masih belum menerima KPM maupun almamater, bisa dibilang saya masih belum resmi yaa.. (lol)
But by the way, thanks all, I love you all..
Thanks for being everything for me :*

Selasa, 03 Juli 2012

Bismillahirrahmanirrahiim..

Maalam ini aku benar-benar tercerahkan oleh apa yang sudah aku baca. Betapa kakak-kakak kelasku, dan beberapa temanku, sudah mencicipi beragam pengalaman berharga di luar sana, tanpa membayar sepeser pun. Kalau ditanya aku iri atau tidak? Tentu saja, sangat iri. Aku juga sangat ingin pergi berkelana ke luar sana, aku ingin merasakan belajar di negeri orang. Ingin sekali. Dari zaman SMP sampe sekarang udah lulus SMA masih aja belum kesampean. Masalahnya simpel, aku masih sering males, ketinggalan info, banyak alesan, dan gak bisa BAHASA INGGRIS!

"Helloooo... Ini udah tahun 2012 dan lo gak bisa bahasa Inggris?! Yang bener aja!"

Yaa, gue bisa sih, tapi buat casciscus dong bukan buat nulis dan bikin personal statement. Itu yang paling bikin aku kelabakan tiap mau ngajuin apply beasiswa ke luar. Alhasil sampe sekarang aku masih aja anteng di Bumi Pertiwi.
Semoga aja ntar setelah aku kuliah aku bisa dapat kesempatan yang lebih besar untuk menuntut ilmu di negeri orang. Amiiin..
Ya Allah, permudahkanlah jalan hamba-Mu ini...

Senin, 02 Juli 2012

Belajar bahasa inggris OTODIDAK . WHY NOT ???


Mungkin diantara anda sekalian akan bertanya, Apa bisa belajar bahasa inggris secara mandiri (otodidak, tanpa mengkuti kursus bahasa secara khusus dan belajar dalam suatu institusi)?
Jawabnya adalah bisa!
Saya bisa mengatakan demikian karena saya secara pribadi telah membuktikannya dan juga saya menyaksikan sendiri beberapa orang di sekitar sayapun berhasil melakukan hal yang serupa. Bahkan saya mendapatkan tambahan bukti yang meyakinkan ketika saya tinggal di Jogja sekitar 3 tahun saat sebelum krisis moneter tahun 1997 ketika kunjungan wisatawan dari mancangara (yang berbahasa inggris) sangat banyak. Saya menyaksikan bahwa ternyata di sekitar Malioboro Jogjakarta banyak sekali anak-anak muda yang berjualan souvenir dan jadi “guide illegal” (karena tidak memiliki semacam lisensi / SIM dari dinas pariwisata) yang bisa berkomunikasi dengan bahasa inggris dengan para wisatawan manca MESKIPUN mereka bulan sarjana jurusan bahasa inggris atau kursus bahasa inggris!
Baiklah saya tidak akan bertele-tele. Langsung saja saya memulai tips belajar bahasa inggris secara mandiri. Inilah beberapa kiatnya:

1. AMBaK (Apa Manfaatnya Bagi Ku?)

dalam bahasa yang lebih keren adalah – anda harus mempunyai visi yang jelas ketika hendak mempelajari bahasa inggris. 
Wah apa pula visi itu?
Begini, untuk belajar apapun, anda HARUS MEMPUNYAI SUATU DORONGAN YANG KUAT. Artinya: UNTUK APA ANDA MEMPELAJARI HAL (BAHASA) ITU? Dari contoh yang saya kemukakan di atasa tentang pemuda jogja yang tinggal di daerah wisata, seperti malioboro. Mereka mempunyai dorongan yang sangat besar untuk belajar bahasa inggris. Dorongan tersebut berupa keinginan MENDAPATKAN UANG dengan menguasai bahasa inggris. Artinya jika mereka tidak bisa berbahasa inggris mereka tidak bisa menjual souvenir dan menjadi guide bagi turis.
Tidak harus uang hal bisa memotivasi anda.. banyak hal.. yang apa penting apa saja yang membuat anda termotivasi. Adik saya belajar bahasa inggris dengan motivasi agar dia bisa mendapatkan foto-foto dari pemain sepak bola eropa yang di belakangnya ada tanda tangan asli dari sang idola. Di rumah saya ada foto kiper timnas italia beberapa tahun lalu yaitu, Buffon – ada lagi Gianluca Pagliuca, dan sebagainya, semuanya asli dan ditandatangi. Adik saya mendapatkan itu semua dengan mengirim surat ke mereka dan tentu saja dengan berbahasa inggris. Nah itu contoh dari AMBaK dalam belajar bahasa inggris.
Sekarang apa AMBaK anda dalam belajar berbahsa Inggris?

2. Cari Hal yang menyenangkan!

Tidak ada satu metode yang pas dalam belajar bahasa inggris untuk semua orang. Orang boleh mengatakan metode A, B, C atau Z yang paling bagus, tetapi saya yakin dan banyak bukti bahwa banyak orang yang belajar dengan metode-metode tersebut merasa tidak berhasil. Artinya pendekatan belajar tiap orang TIDAK SAMA. Kalau anda memahami teori multiple Intelligence (MI) dan dasar-dasar quantum learning (QL) atau Neuro Lingustic Programming (NLP), anda pasti tahu hal itu. Bagi yang belum tahu saya akan ingin menjelaskan sedikit saja, untuk lebih jelasnya anda bisa cari di mbah Gugel, dengan kata kunci MI, QL atau NLP dengan modalitas (kecenderungan) belajar.
Singkatnya begini, menurut teori MI, semua orang cerdas. Ada cerdas musikal, bahasa (lingusitic), seni, fisikal dan seterusnya. Setiap orang yang mempunyai kecerdasan tertentu mempunyai kecenderungan belajar berebeda. Misalnya: orang yang mempunyai kecerdasan musikal, akan mudah sekali jika belajar menggunakan musik atau bahkan pelajaran itu dimasukkan dalam musik/nyanyian, contohnya anak-anak TK diajari sesuatu dengan cara bernyanyi.
Saya ingat ketika masih SMA dulu, saya dan dua orang temen saya suka berlomba-lomba mendengarkan Rick Dees Bulletin top 40 – tangga lagu mingguan lagu-lagu manca negara yang dipancarkan sebuah radio FM ternama di kota Surabaya dan Malang. Setiap sabtu sore atau minggu malam saya selalu “stay tune” di depan radio dan mendengarkan dan berburu lagu terbaru dan berusaha merekamnya di kaset yang sudah kami siapkan. Begitu dapat sebuah entri lagu baru yang asyik di dengar, maka saya selalu berusaha menuliskan liriknya – tentu untuk menuliskan lirik lagu berbahasa inggris saya harus memutar lagu itu berkali-kali. Selain itu saya harus mengecek lagi apakah arti dari setiap kata yang saya tulis, selanjutnya saya cek apakah kata-kata tersebut memang “masuk akal” secara susunan dan artinya. Hari Senin-nya saya dan temen saya mencoba untuk membandingkan hasil yang kami peroleh… puas rasanya bisa membuat transkrip lagu baru yang temen-temen lain belum tahu… untuk mencocokkannya kami biasanya menunggu dari temen yang beli kaset atau dari majalah-majalah remaja yang memuat lirik lagu teresbut. (jaman segitu belum ada internet lho.. di Malang jadinya ya harus bersabar lama untuk membuat crosscheck hasil transkrip lirik yang kami buat – kalau sekarang saya kira lebih mudah dengan adanya internet).
Selain membuat transkrip lagu, kami biasanya membuat parodi dari sebuah lagu yang terkenal. Biasanya sih untuk meledek teman tertentu kami membuat sebuah lagu tetep dengan syair bahasa inggris dengan nada yang sama Cuma isi syairnya saja yang berbeda- kami sesuaikan dengan keinginan kami (walau untuk urusan ledek-meledek ini saya sangat tidak menyarankan karena bisa membuat orang marah – he..he… tapi kalau untuk parodinya bolehlah)
Ketika kuliah, saya sudah tidak begitu suka mendengarkan dan berburu lagu-lagu terbaru, selain karena fasilitas tidak mendukung, radio lokal tidak ada yang menyiarkan acara yang sering saya dengarkan ketika SMA dulu. Yang jelas saya menemukan teman yang suka membuat parodi lagu-lagu. Tidak saja lagu bahasa inggris yang diubah liriknya tetapi lagu-lagu bahasa indonesiapun kami ubah liriknya ke dalam bahasa inggris meskipun artinya tidak sama persis dengan lagu aslinya.
Tidak hanya memparodikan lagu, saya juga memparodikan naskah-naskah drama pendek atau potongan dialog-dialog yang kami anggap menarik yang kami dapat di mata kuliah drama atau mata kuliah lainnya.
Selain membuat parodi, karena saya juga sangat suka menulis, maka saya membuat tulisan berupa puisi dan catatan harian dengan bahasa inggris dengan menggunakan kosa kata (frasa) terbaru yang kami dapat dari lagu atau di saat kuliah.
Dari kegiatan itu saya merasakan bahwa kemampuan berbahasa saya meningkat dan saya tidak perlu menghafalkan kosa kata secara khusus.

sumber : http://hajarwahyudi.blogspot.com/2011/01/belajar-bahasa-inggris-otodidak-why-not.html

Cita-Cita Kuliah di Harvard University


Harvard University adalah salah satu universitas ternama di dunia, bahkan di sebut-sebut kalau Harvard adalah nomor satu dengan kualitas terbaik di dunia. Delapan dari presiden Amerika termasuk George W. Bush dan Barrack Obama adalah jebolan Harvard. Tidak heran jika biaya kuliah di universitas ini sangat mahal sebanding dengan kualitas yang ditawarkan, sudah begitu seleksi masuknya pun begitu ketat dan kompetitif. Namun persoalan biaya tampaknya tidak menjadikan calon mahasiswa mengurungkan niat mereka untuk mendaftar di Harvard. Dari penelusuran singkat saya selama berada di Amerika didapati bahwa 90% pemuda yang saya temui mempunyai keinginan untuk masuk Harvard, beberapa dari mereka bahkan sebelumnya telah mengikuti seleksi namun gagal sehingga memilih kampus lain yang tingkat persaingannya di bawah Harvard. Ketika ditanya mengenai prospek kerja alumni universitas besar Amerika seperti Harvard, Yale, MIT, Chicago dan University of Pennsylvania rata-rata mereka mengatakan kalau jebolan kampus tersebut tidak perlu repot-repot mencari kerja, bahkan beberapa perusah

aan telah melirik mereka ketika berada di tahun terakhir perkuliahan, meskipun begitu sebagian besar alumni Harvard lebih memilih jalur wirausaha dibanding bekerja di persuhaan tertentu termasuk alumni Harvard di Indonesia. Dari hasil penelusuran tim VOA Indonesia didapati bahwa sebagian besar mahasiswa asing yang kuliah di Harvard mendapatkan pembiayaan melalui beasiswa.
Jumlah beasiswa yang ditawarkan begitu banyak mulai dari beasiswa yang sifatnya ikatan dinas hingga beasiswa dari negara asal mahasiswa. Salah seorang mahasiswa Indonesia yang diwawancarai reporter VOA Indonesia mengatakan bahwa masuk Harvard tidak sesulit seperti sebelumnya dibayangkan, asalkan punya kemampuan pasti bisa. Dalam tulisan ka
li ini, saya tidak akan menghitung berapa besar peluang diterimanya seseorang jika mendaftar di Harvard. Saya percaya berapa pun tingginya standar yang ditetapkan Harvard asalkan punya kemauan dan persiapan yang matang seseorang pasti bisa mewujudkannya. Semua itu bergantung dari proses yang dijalani untuk menuju ke sana. Saya mempunyai mimpi,  semangat besar dan keyakinan untuk kuliah di Harvard tinggal bagaimana mimpi itu melahirkan upaya real dan strategi agar bisa diterima di sana. Berikut beberapa hal yang sedang dan akan saya usahakan sebagai upaya mewujudkan mimpi kuliah di Harvard.
Penelitian
Saya berencana mengambil kuliah master bidang Antropologi Budaya, dari hasil penelusuran saya mengenai persayaratan masuk Harvard, calon mahasiswa diwajibkan memiliki setidaknya dua hasil penelitian ilmiah yang layak untuk dipublikasikan. Calon mahasiswa diminta untuk mengirimkan hasil penelitian tersebut dalam bentuk laporan hasil penelitian. Saat ini saya sedang berupaya melakukan penelitian bidang budaya. Bidang ini sengaja saya pilih di samping karena berhubungan dengan jurusan saya sekarang ini (Linguistik, Ilmu Budaya), budaya juga mempunyai kelebihan lain jika ditilik dari keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia. Kesempatan untuk melakukan penelitian bidang ini terbuka lebar di samping mempunyai nilai jual yang tinggi. Bagi saya menunda studi selama setahun tidaklah menjadi masalah asalkan aspek ini bisa direalisasikan.
Bahasa non-Inggris
Beberapa bidang studi di Harvard mensyaratkan penguasaan bahasa tertentu, misalnya jika seseorang akan mengambil bidang kajian Islam (Islamic Studies) disyaratkan mengetahui bahasa Arab paling tidak paham Nahwu-Syorof begitu juga dengan bidang budaya, misalnya budaya Asia maka penguasaan salah satu bahasa di Asia merupakan suatu keharusan. Intinya penguasaan bahasa lain di samping bahasa Inggris merupakan pra-syarat untuk bisa diterima di universitas bergengsi ini.
Bahasa Inggris
Beasiswa Fulbright adalah jalur yang biasa digunakan mahasiswa Indonesia setidaknya untuk tahap awal masuk di Harvard. Beasiswa ini disamping mensyaratkan nilai TOEFL yang lumayan tinggi (minimal 550) juga kemampuan menulis dalam bahasa Inggris misalnya untuk menulis Study Plan dan kelengkapan berkas lain. GRE (Graduate Record Examination) semacam tes untuk mengukur potensi akademik yang mencakup Verbal Reasoning, Quantitative Reasoning, Analytical Writing dan Critical Thinking Skills yang kesemuanya perlu dikerjakan dalam bahasa Inggris. Dari sini dapat dipahami bahwa penguasaan bahasa Inggris yang dimaksud bukan semata-mata kemampuan percakapan (speaking) namun lebih dari itu mencakup semua aspek bahasa Inggris. Sehingga jika ingin kuliah di Harvard terutama melalui jalur beasiswa Fulbright (semua jalur masuk Harvard mensyaratkan kemampuan ini) maka kemampuan ini harus saya asah mulai dari sekarang.
Mengasah Kemampuan Analitik
Seperti disebutkan pada point sebelumnya bahwa GRE sebagai tolak ukur potensi akademik disyaratkan untuk mendaftar di Harvard. Syarat yang satu ini sepertinya kurang mendapat perhatian serius dari sebagian besar mahasiswa Indonesia yang punya keinginan melanjutkan pendidikan di Amerika. Banyak mahasiswa beranggapan bahwa TOEFL merupakan syarat utama untuk bisa lanjut di sana sehingga mereka sibuk mengejar skor TOEFL yang tinggi namun seakan melupakan persyaratan yang satu ini. Buku-buku mengenai GRE telah banyak dijual di toko buku sehingga tidak perlu lagi pusing memikirkan model soal yang diujikan dalam GRE. Belajar GRE merupakan keharusan sekaligus tantangan bagi siapa saja yang bermimpi kuliah di Harvard.
Mempertimbangkan Masuk Community College sebelum ke Harvard
Harus diakui masuk di Harvard bukan perkara ringan meskipun bukan hal yang mustahil. Untuk bisa mengecap pendidikan di sana ada banyak hal yang perlu dipersiapkan dan tentunya membutuhkan proses dan waktu yang lumayan lama. Setelah mendownload beberapa artikel dan video mengenai kuliah di Harvard, saya seakan mendapat saran untuk terlebih dahulu masuk Community College sambil terus menggali informasi, membuat persiapan dan yang lebih penting lagi membekali diri dengan pengalaman kerja. Community College adalah program singkat (selama delapan bulan) yang berorientasi pada dunia kerja. Program ini ditujukan bagi mereka yang ingin langsung bekerja, di Indonesia kurang lebih setara dengan program Diploma 3 (D3). Banyak program beasiswa yang menawarkan calon mahasiswa untuk menempuh pendidikan di Community College salah satunya program Fulbright. Tahun ini saya berencana mendafatar di program Community College Initiative Program (CCIP) salah satu program yang ditawarkan Fulbright.
Itulah beberapa hal yang saya persiapkan untuk mendaftar di kampus nomor satu duniaHarvard University. Pada awalnya saya ragu untuk bermimpi menempuh pendidikan di kampus ini. Jangankan mendaftar, mendengar namanya saja sudah terbayang hal-hal di luar kemampuan yang ‘sulit’ untuk direalisasikan. Pada akhirnya saya memilih untuk berjuang menaklukan ‘mimpi’ untuk merasakan suasana akademik di kampus yang telah menelorkan orang-orang besar, para pemimpin dunia ini. Saya berpandangan jika bermimpi saja sudah tidak berani bagaimana bisa merealisasikannya. Mereka, orang-orang dengan nama besar adalah mereka yang berjiwa besar, mereka itu telah berani bermimpi. Seringkali orang dipandang besar bukan karena tujuan akhir yang berhasil direalisasikan, namun karena proses yang telah ia lewati untuk menggapai mimpi itu. Thomas Alfa Edison adalah seorang ilmuan yang namanya sering disebut-sebut padahal ada banyak ilmuan yang telah menelorkan karya yang juga perlu mendapat apresiasi dan perhatian, mengapa demikian? Karena Edison telah berani bermimpi. Meskipun kondisi hidup yang dialaminya waktu itu begitu keras ditambah lagi sindiran guru dan teman-temannya, di kelas ia diaggap bodoh, namun Edison tetap teguh memegang prinsip merealisasikan mimpi-mimpinya sehingga pada akhirnya ia berhasil membuat temuan ‘bola lampu’ yang menggemparkan dunia. Mari bermimpi dan realisasikan. 
KITA ADA KARENA MIMPI-MIMPI KITA