Selasa, 03 Maret 2015

Tanpa Judul

Aku di sini duduk memandangi detil wajahmu sambil menyiangi ragu yang melekat keras dalam hatiku. Kutancapkan pandanganku pada figurmu yang kaku. Lalu aku menunduk, sedikit banyak merangkum kita dalam benak.

Kau dan aku dua pribadi yang berkebalikan. Kita sama-sama menyembunyikan diri dalam topeng-topeng yang kita buat sendiri. Aku sang pecinta sepi memakai wajah ceria penuh gelak. Sementara kau si pendamba canda menyembunyikan sungging tawa dalam kerut-kerut dahi. Setiap hari kita berbohong pada cermin yang kita hadapi pagi-pagi.

Aku mendongak lagi untuk kemudian mendapatimu juga sedang melihat ke arahku. Ketika mata kita bertemu aku bertanya dalam hati, pada akhirnya apakah kita mampu membuka kedok ini? Menuturkan kisah yang sebelumnya kita simpan sendiri-sendiri. Untuk kemudian menyusun cerita masa depan yang kini masih berupa misteri.

Madang, 3 Maret 2015
(Di malam yang hening, setelah membaca beberapa tetes Hujan Matahari yang dituangkan Kurniawan Gunadi. Karena tetiba saja aku mengingatmu.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar