Selasa, 19 Februari 2013

Yang Merona Lalu Merana


nenek tua itu duduk sendiri 
wajah keriput ditutup jemari

menghadap jendela ia tercenung
air matanya mulai mengapung
serpih memori yang kini jadi debu
masa mudanya yang kelabu
nenek tua itu menangis tersedu

pagi dulu ia merona
kembang pujaan setiap kumbang
sungguh sayang beribu sayang
kembang cantik tanpa penjaga
dihinggapi kumbang setiap hari
hingga kelopaknya pucat pasi
senja kini ia merana

matanya telah basah
nenek itu makin resah
cucu perempuannya, dari anak angkatnya
tak bertameng pula

(19 Feb 2013)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar