Kamis, 21 November 2013

Kelabu #2

Orang-orang yang mengaku bersih itu sebenarnya busuk, hatinya kelam penuh jelaga. Mereka selalu punya dua wajah. Begitulah yang Namira yakini sampai detik ini. Ia tak pernah bisa mempercayai siapa pun, bahkan orang terdekatnya. Keluarganyalah yang membuatnya benar-benar yakin bahwa di dunia ini tidak ada yang pasti. Semua semu, semua abu-abu.

Tahun ini ia memulai cerita baru perjalanan hidupnya sebagai mahasiswa. Betapa agungnya sebutan itu, MAHASISWA. Seakan hendak menunjukkan kuasanya terhadap Indonesia, terhadap dunia. Mahasiswa adalah mereka yang berpendidikan, yang terlatih, yang mengubah peradaban. Hebat. Setelah itu mereka menjadi petinggi di zaman baru untuk kemudian dilengserkan lagi oleh pemuda di masa itu yang muak dengan perilaku tetua mereka. Begitulah siklus yang terus berulang di negeri ini. Pemuda yang berdarah panas dan berkepala dingin berubah menjadi dewasa yang ternoda oleh nafsu dan keserakahan.

Namira tidak mau menjadi seperti pendahulunya. Ia ingin menjadi pelopor perubahan yang sesungguhnya. Namira yang paham kelamnya dunia pemerintahan lewat keluarganya ingin menelusup kedalam sistem. Ingin menelaah lebih dalam, mencari ujung benang yang terlampau kusut tergulung. Dan langkah pertamanya sudah benar, masuk ke Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Ia ingin membenahi negaranya. Memperjelas batas antara hitam dan putih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar