Rabu, 09 April 2014

Sekilas Tentang Inferiority Complex a.k.a Minder

Ini adalah penyakit yang sudah saya derita sejak lama. Sejak sekolah menengah pertama, setelah superioritas saya terbanting oleh teman-teman dari sekolah lain yang kemampuannya jauh diatas saya. Saya mungkin tipe orang yang mudah menyerah, mudah terpatahkan semangatnya.

Situasi hari ini menyadarkan saya kembali bahwa hidup ini adalah roda yang selalu berputar. Ada kalanya saya berada di atas, dan kali ini saatnya saya di bawah. Di saat seperti ini saya merasa sangat tidak berguna. Sepertinya akan lebih baik kalau saya tidak berada di sini, di tengah lingkaran mereka. Saya merasa tidak mampu bertahan ketika saya mulai merasa tertekan oleh keadaan. Ah, saya mulai menjelek-jelekkan diri saya sendiri.

Lelah rasanya menjadi pesimis. Saya yang terlalu sering membusungkan dada, menatap masa depan dengan penuh perhitungan saat ini tenggelam digantikan oleh kepribadian lain yang seharusnya tidak pernah saya munculkan lagi ke muka umum. Memang saya bukanlah seorang yang atletis, sebagian besar kemampuan saya didominasi sebelah kiri, mungkin hanya sepersekian otak kanan saya yang sering saya fungsikan sejak saya bisa menggunakannya. Tapi tahun lalu saya telah berani mengambil keputusan, menerima tantangan yang diajukan teman-teman. Saya suka mencoba, tapi tidak cukup berani sebenarnya.

Tahun ini kami berlaga kembali, setelah tahun lalu tak sekalipun turun ke lapangan karena sesuatu dan lain hal yang sampai detik ini masih membekas sisa gondoknya. Sekali ini saya berusaha menghilangkan pesimisme yang telah menyelimuti benam saya. Sayangnya, saya malah menjadi terlalu optimis, dengan percaya dirinya saya meminta pertandingan pada juara tahun lalu ketika seharusnya kami menang Win Out karena tim mereka tidak lengkap. Saya merasa ingin berusaha, minimal sedikit berjuang. Watashi no puraido wa takai sugi, kamo. Saya lebih senang kalah dengan usaha daripada menang begitu saja, karena saya percaya kami bisa.

Tapi toh tak apa, karena sekarang aku sadar bahwa kemenangan waktu itulah yang membawa kami ke semifinal. Melangkah terus membawa kepercayaan yang dititipkan oleh Jawara agar kami dapat menorehkan nama kami di podium juara. Membuatku yakin untuk berlatih semampuku untuk menjadi pantas bersama mereka. Aku akan berusaha agar dapat dengan bangga menyandang titel juara dengan berjuang bersama teman-temanku.

Berkahilah langkah kami ya Allah, mudahkan jalan kami dalam semifinal esok hari. Kami telah berusaha sekuat tenaga dan kini kami serahkan keputusan terbesar kepadaMu. Semoga kami memperoleh yang terbaik.
Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar